JAKARTA – Pengusaha teknologi Elon Musk menegaskan dirinya tidak tertarik untuk membeli platform media sosial TikTok, meski sempat disebut-sebut sebagai calon kuat pengakuisisi aplikasi asal Tiongkok itu. Hal tersebut ia sampaikan dalam wawancara di ajang WELT Economic Summit baru-baru ini.
“Saya tidak punya rencana apa yang akan saya lakukan jika memiliki TikTok,” ujar Musk. “Saya kira saya akan melihat algoritmanya dan mencoba memutuskan: Seberapa berguna algoritma ini, dan bagaimana membuatnya lebih bermanfaat bagi umat manusia?”
Musk mengaku tidak menggunakan TikTok dan “tidak terlalu akrab dengannya”. Ia bahkan menyebut akuisisinya terhadap Twitter (yang kini bernama X) sebagai pengecualian dalam perjalanan bisnisnya. “Saya biasanya membangun perusahaan dari nol,” kata CEO Tesla dan SpaceX itu.
Pernyataan Musk muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menunda pemberlakuan undang-undang yang memaksa ByteDance, induk TikTok, untuk melepas kepemilikan aplikasinya di AS. Tanpa pelepasan itu, TikTok terancam diblokir.
Dikutip dari TechCrunch, Minggu, pemerintah Tiongkok disebut-sebut terbuka menjual TikTok kepada Elon Musk—yang juga dikenal sebagai salah satu sekutu politik Trump. Bahkan Trump secara terbuka menyarankan agar Musk atau Chairman Oracle Larry Ellison mengakuisisi TikTok.
Trump juga telah menandatangani perintah eksekutif lain untuk membentuk dana kekayaan negara (sovereign wealth fund) yang dapat digunakan untuk membeli saham TikTok. Dana tersebut rencananya akan dibentuk dalam 12 bulan ke depan oleh Departemen Keuangan dan Perdagangan AS, meski mekanismenya belum jelas.
Langkah ini merupakan kelanjutan dari sikap keras pemerintah AS terhadap TikTok, yang sempat diblokir sementara pada pertengahan Januari 2025. Namun setelah Trump resmi menjabat kembali sebagai presiden, ia memutuskan untuk menunda batas waktu larangan TikTok selama 75 hari. (*)